CARILAH SYUKUR

Syukur sebagai bentuk kekayaan tertinggi yang bersemi di dada hamba yang dipilih Allah. Ya, dengan mensyukuri anugerah Allah, manusia telah menyerap kekayaan puncak. Bukankah orang yang berada di surga hanya mendendangkan nyanyian syukur tanpa jeda?

Kalau kita menilik proses kejadiannya, manusia dibentuk oleh dua dimensi, yakni dimensi lahir dan batin. Dan sisi esensi manusia terletak pada batinnya. Karena batin sebagai dimensi hakiki yang membalut manusia, berarti yang hakiki juga apa yang terletak dalam batin.

Jika orang dianugerahi kekayaan yang melimpah-ruah, akan tetapi hatinya miskin dan sepi dari rasa syukur, pada esensinya dia tidak dilimpahi kekayaan yang memantik kebahagiaan baginya. Sebaliknya, walau orang itu terlihat miskin dan terlantar, tetapi hidupnya berhiaskan rasa syukur pada Allah, dia telah menjadi orang yang kaya raya. Adalah seorang sahabat bertutur pada saya, “Jika di depan saya tersedia kopi dan rokok, rasa saya sudah kaya-raya.” Harusnya kekayaan melahirkan kebahagiaan, adapun kekayaan yang bisa mengalirkan kebahagiaan adalah kekayaan yang bersemi dalam hati.

Dia merasa kekayaan melalui dua barang itu, karena keduanya bisa menyalakan spirit syukur dalam hatinya. Setiap orang memiliki “kecenderungan” sendiri-sendiri untuk menyalakan spirit syukur dalam hatinya. Ada orang yang bersyukur sebatas ketika memeroleh apa yang diinginkan, ada juga juga yang bersyukur karena barang yang dimiliki tidak jadi hilang, ada orang yang mensyukuri dirinya tatkala melihat orang yang lebih terhimpit kesulitan ketimbang dirinya. Jika kita biasakan melihat nasib orang yang berada di bawah kita secara status ekonomi, kita akan dialiri perasaan syukur setiap saat.

Bagi orang awam, syukur harus dicari. Karena memerlukan pembanding dengan kita yang bisa memantik spirit kita selalu bersyukur setiap saat. Jika kita ditimpa musibah yang sangat dahsyat, mungkinkah kita bersyukur kalau fokus kita lebih terarah pada musibah? Maka untuk menyalakan syukur kendati Anda dihimpit musibah adalah dengan mencari orang yang boleh jadi mendapatkan musibah yang lebih besar daripada Anda. Sehingga muncul persepsi, Alhamdulillah Allah memberikan musibah yang tidak seberapa pada saya ketimbang yang ditimpakan pada saudara saya.

Adalah orang mengeluh dengan perilaku anaknya yang nakal, tatkala hendak dibuat kesal oleh perilaku anaknya, dia menelpon temannya yang memiliki anak berpenyakit folio yang dipopong dari hari ke hari. Maka dia bersyukur, kendati anaknya begitu nakal, tidak membebani hidupnya lebih daripada anak teman saya yang berpenyakit polio itu. Dengan perbandingan seperti itu tersembullah rasa syukur. Walau Anda bertempat tinggal di rumah kontrakan yang kumuh, janganlah Anda kehilangan rasa syukur pada Allah. Rasakan bahwa keberuntungan itu berpihak pada Anda.

Boleh jadi, dengan keterbatasan finansial Anda hanya bisa makan sekali dalam sehari, berjam-jam Anda harus menahan lapar. Apakah tak ada peluang bagi Anda mensyukuri karunia Allah. Janganlah Anda fokus pada kekurangan, karena kalau Anda terlalu fokus pada kekurangn justru akan mempurukkan Anda di jurang yang dalam. Fokuslah pada anugerah yang dilimpahkan Allah pada Anda yang bisa mengundang rasa syukur dalam hati Anda. Kalau Anda telah melatih mental seperti ini, maka Anda akan selalu menemukan alasan untuk mensyukuri anugerah dari Allah.

Akan tetapi, kau tak akan bersyukur kalau melihat tetangga Anda yang sudah memiliki rumah yang mewah dan membandingkan dengan kehidupan Anda yang kontras penuh nestapa, alih-alih Anda bisa menyerap kebahagiaan, malah Anda akan dibakar penderitaan setiap saat. Apalagi perbandingan nasib Anda dengan tetangga Anda menganga lebar, niscaya terbenam perasaan dengki dalam hati Anda, justru naiknya kemewahan tetangga Anda akan membuat Anda semakin terjungkal dalam penderitaan.

Tatkala Anda menonton televisi, Anda mendapati gambaran orang yang sedang ditimpa longsor yang turut menyesakkan kehidupannya. Menonton kondisi orang itu akan timbul rasa belas kasih dari hati Anda, tetapi ketika melihat diri sendiri, sungguh Anda akan merasakan aliran syukur yang tak terkira, karena Allah masih menggolongkan Anda sebagai orang yang tidak dikena musibah tersebut.

Saatnya Anda terus mengalami syukur setiap saat, dengan mencari apa yang bisa kita syukuri, bahkan tanpa kau cari kau sebenarnya bisa bersyukur setiap saat ketika Anda mengenali akan sifat Allah Yang Maha Luhur dan Maha Baik, berikut meyakini bahwa semua masalah yang menghampiri kehidupan kita sebagai refleksi dari perbuatan Allah. Mungkinkah ada dari perbuatan Allah yang cecat dan tidak baik, semua apa yang datang dari-Nya hanya kebaikan. Karena itu, jangan berhenti mensyukuri seluruh kenyataan yang menghadir dalam lanskap kehidupan kita.

 

Khalili Anwar, Penutur dari Jalan Cahaya

Leave a comment